Desa Paremono merupakan desa yang kaya dengan UMKM, di tengah deretan UMKM pembuat peyek di Desa Paremono, Peyek Petho Bu Yun berdiri dengan keunikannya sejak tahun 1998. Berawal dari usaha orang tua yang kemudian diteruskan pada 2007, Bu Yun konsisten menghadirkan peyek petho premium dengan cita rasa yang khas. "Yang membedakan peyek kami adalah komposisi petho dan bumbu yang melimpah. Memang harganya lebih tinggi, Rp70.000 per kilogram untuk peyek petho dan Rp45.000 per kilogram untuk peyek kacang, tapi kualitasnya terjamin," ujar pemilik usaha Peyek Petho Bu Yun.
Menariknya, meski berada di kawasan sentra peyek, tidak ada persaingan yang berarti antar produsen. Setiap pembuat peyek di Paremono, yang hanya sekitar 15 dari 64 kepala keluarga, memiliki ciri khas dan pelanggan setianya masing-masing sehingga kesukaan terhadap peyek tergantung selera konsumennya.
Tantangan utama yang dialami pemilik saat menjalankan usaha ini adalah pasokan bahan baku petho yang harus didatangkan dari Jawa Timur, terutama saat musim hujan. "Petho tidak bisa dibudidayakan, sehingga harus mencari sampai Jawa Timur biasanya kami menerima dalam kondisi setengah matang. Saat Ramadhan, harganya biasa naik karena permintaan meningkat," tambahnya.
Proses produksi Peyek Petho Bu Yun sangat memperhatikan kualitas. Dengan kapasitas produksi 20-30 kg per hari, setiap tahapan dikerjakan dengan hati-hati. Penggilingan bahan baku dilakukan mendadak untuk menjaga kualitas, dan proses menggoreng dipercayakan kepada karyawan khusus yang sudah berpengalaman terbiasa menggoreng peyek petho.
Saat ini produk Peyek Petho Bu Yun sudah memiliki sudah memiliki sertifikasi IRT dan halal. Akan tetapi dengan kualitas dan seritifkasi yang telah dimiliki pemilik usaha memilih untuk berfokus melayani pasar lokal belum ada rencana untuk ekspansi ke luar kota. "Kalau bulan puasa saja kami sudah kewalahan memenuhi pesanan. Pengiriman ke luar kota juga berisiko karena peyek mudah remuk," jelasnya. Pemasaran produk peyek dilakukan secara tradisional dari rumah ke rumah, tanpa menggunakan media sosial. Para konsumen yang ingin membeli peyek biasanya langsung menghubungi dan mengambil pesanan di lokasi. Selain melayani pelanggan di rumah, peyek Bu Yun juga melayani kulakan peyek kacang ke Yogyakarta, dengan memasok produk hingga 100 bungkus per minggu.
Inovasi dalam pengemasan juga terus dilakukan, seperti penggunaan tong biskuit untuk pengiriman jarak jauh dan pengemasan khusus tanpa staples untuk pesanan tertentu. Bahkan remukan peyek pun memiliki nilai jual tersendiri dengan harga Rp20.000 per kilogram.
Kisah sukses UMKM Peyek Petho Bu Yun membuktikan bahwa fokus pada kualitas dan konsistensi dapat mempertahankan eksistensi usaha tradisional di tengah persaingan pasar yang semakin ketat. Selain itu dengan adanya usaha peyek petho ini mendorong potensi Desa Paremino untuk lebih memajukan UMKM lainnya.